Assalamualaikum w.b.t.
Dalam bulan mulia ini terdapat banyak kebaikkan, Allah swt. Berfirman:
وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2)
“Demi fajar, dan malam-malam yang sepuluh.” (QS. Al Fajr (89): 1-2)
Al Imam Ibnu Katsir ra menjelaskan:
والليالي العشر: المراد بها عشر ذي الحجة. كما قاله ابن عباس، وابن الزبير، ومجاهد، وغير واحد من السلف والخلف.
(Dan demi malam-malam yang sepuluh): maksudnya adalah sepuluh hari pada Dzulhijjah.
Sebagaimana dikatakan Ibnu Abbas, Ibnu Az Zubeir, Mujahid, dan beberapa kalangan salaf dan khalaf.
Keutamaan aktivitas pada bulan ini:
1. Haji & umroh
- Dzulhijjah dinamakan Dzulhijjah karena di bulan inilah dilaksanakannya ibadah haji
. وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” [Ali Imran: 97]
2. Memperbanyak amal shaleh
Dari Ibnu Abbas رضي الله عنهم, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
«مَا مِنْ أَيَّامٍ العَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ العَشْرِ» ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَلَا الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَلَا الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ»
“Tiada hari-hari yang amalan saleh di dalamnya lebih dicintai oleh Allah daripada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.”
Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, tidak pula jihad di jalan Allah?"
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab: "Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali seorang yang berangkat dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak ada yang kembali sedikit pun. "
[HR al-Bukhori. Lafadz ini dari riwayat at-Tirmidzi]
Amal shaleh dalam hadits ini umum mencakup puasa, shalat, dzikir, membaca al-Qur'an, bersedekah.
3. Tidak memotong atau mencabut rambut, kulit dan kuku bagi yang akan berkurban.
Dari Ummu Salamah, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Jika telah masuk sepuluh hari pertama Dzulhijjah dan salah seorang dari kalian ingin berkurban, maka janganlah ia mengambil rambut dan kulitnya sedikitpun.”
[HR. Muslim no. 1977]
Hukum ini khusus bagi orang yang berniat ingin berkurban, adapun yang selainnya tidak dilarang.
4. Memperbanyak Sedekah.
Sedekah secara umum hukumnya sunnah, dan nilai kesunnahannya pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah ini semakin kuat.
Allah berfirman,
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah (2): 261)
5. Memperbanyak Takbir
Ibnu Umar dan Abu Hurairah رضي الله عنهم keluar ke pasar pada 10 hari (pertama) Dzulhijjah sambil bertakbir dan orang-orangpun bertakbir dengan takbir mereka berdua.”
[Diriwayatkan al-Bukhari secara mu’allaq. Dishahihkan al-Albani dalam al-Irwa’ no. 651]
6. Shaum Arafah Pada Tanggal 9 Dzulhijjah
Dari hadits Abu Qatadah al-Anshari, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم ditanya tentang puasa Arafah, beliau menjawab:
“Puasa Arafah menggugurkan dosa setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang.”
[HR. Muslim no. 1162, Ahmad no. 22621, an-Nasa’i dalam al-Kubro no. 2826]
7. Shalat Iedul Adha Di Lapangan Bersama Kaum Muslimin
Ali bin Abi Tholib رضي الله عنه berkata:
مِنَ السُّنَّةِ أَنْ تَخْرُجَ إِلَى الْعِيْدِ مَاشِيًا
“Termasuk perbuatan sunnah, kamu keluar mendatangi sholat ied dengan berjalan kaki”. [HR.At-Tirmidzy dalam As-Sunan (2/410); dihasankan al-Albani dalam Shohih Sunan at - Tirmidzi (530)]
Abu ‘Isa At-Tirmidzy- berkata dalamSunan At-Tirmidzy (2/410),
“Hadits ini di amalkan di sisi para ahli ilmu. Mereka menganjurkan seseorang keluar menuju ied dengan berjalan kaki”.
8. Menyembelih hewan kurban setelah shalat Idul Adha
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:
«مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ، وَلَمْ يُضَحِّ، فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا»
“Barangsiapa memiliki kelapangan (rizki) tapi tidak berkurban, janganlah ia mendekati tempat shalat kami.”
[HR. Ibnu Majah dihasankan oleh al-Albani dalam Takhrij Musykilatul Faqr no. 102]
9. Tidak berpuasa pada hari Raya 'Iedul Adha
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه berkata:
«أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الْأَضْحَى، وَيَوْمِ الْفِطْرِ»
“Bahwa Rasulullah melarang puasa pada 2 hari: hari raya Idul Adha dan Idul Fithri.”
[HR. Muslim no. 139, Malik 1/376, Ahmad no. 10634, Ibnu Hibban no. 3598]
Semoga Allah mampukan kita untuk mengagungkan syiar-syiarNya dslam bulan Dzulhijjah ini.
وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
“Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu menunjukkan ketakwaan hati.” [Al-Hajj: 32]
Wallahu a’lam.
Referensi: Kitab Fikhul-Islam wa 'Adillatuhu karya Prof. DR. Wahbah Zuhayli
No comments:
Post a Comment